Kamis, 20 Februari 2014



GOTONG-ROYONG DAN TANGGUNG JAWAB

Sudah banyak sekali sorotan yang membahas tentang gotong-royong. Dari semua itu terdapat opini umum bahwa gotong –royong adalah warisan tradisional yang turut mewarnai corak masyarakat kita. Sikap hidup dan mentalitas masyarakat kita banyak sedikitnya dipepengaruhi oleh jiwa gotong-royong. Tetapi karena gotong-royong itu warisan, maka pola-pola sikap dan pemikiran yang ada masih bisa merupakan lanjutan dari yang dulu.Dalam perkembangannya dapat pula terjadi pergeseran nilai-nilai atau kaburnya nilai-nilai yang seharusnya terkandung di dalamnya.Gotong-royong seperti yang di peraktekan sekarang memiliki banyak kelemahan, kalo mau disejajarkan dengan ritme perkembangan dewasa ini.Banyak aspek yang tidak sesuai dengan hukum-hukum perkembangan modern yang dijalankan dengan perhitungan yang tel;iti dan bijaksana.Kritik atas gotong-royong terutama berkisar pada “corak statisnya dan bahwa semangat gotong-royong sukar mengijinkan timbulnya energi perseorangan si atas ukuran umum”.

Tentu benar ada pendapat ahli yang mengatakan bahwa mentalitas yang berdasarkan jiwa gotong-royong selain dapat membantu, bisa juga menghambat lancarnya pembangunan. Karena itu, bagaimanapun juga gotong-royong tidak bisa diterapkan begitu saja dalam usaha pembangunan sekarang.Ia harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Memang ini tidak mudah, tapi perlahan-lahan harus diwujudkan. Jika tidak, ia hanya merupakan kedok, basa-basi dalam pembicaraan atau merupakan air keruh, di mana segelintir orang mencari keuntungan dari padanya. Kita harus berhati-hati memanfaatkan semangat gotong-royong demi suksesnya pembangunan. Bukan penting menumpukan manusia dalam usaha pembangunan, tetapi lebih penting kesadaran pribadi masing-masing kita untuk apa kita bekerja bersama-sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar