Selasa, 25 Februari 2014

proposal bisnis keripik singkong


TUGAS MANAJEMEN AGROINDUSTRI
PROPOSAL USAHA KERIPIK SINGKONG





NAMA-NAMA KELOMPOK :
1.    ACHIM ANDREAS MANUEL
2.    LAURENSIUS MITE


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2014


                                                                                                                                                      I.            PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang

Keripik singkong merupakan salah satu produk makanan ringan yang banyak digemari konsumen. Rasanya yang renyah dan murahnya harga yang ditawarkan menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat untuk menemani waktu santai Anda bersama rekan dan keluarga.
Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen, kini keripik singkong mulai diinovasikan berbagai varian rasa. Meskipun trend tersebut belum lama dikenal masyarakat luas, namun perkembangannya sudah sangat pesat, sehingga banyak produsen keripik singkong mulai beralih jalur dengan menambahkan ekstra pedas pada produk keripik yang diciptakannya.
Sejatinya, produk keripik singkong pedas bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Namun dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal peningkatan level rasa pedas yang ditawarkan, kini keripik tersebut banyak dicari konsumen dan menjadi salah satu peluang bisnis menarik
yang menjanjikan untung besar bagi pelakunya.

2.    Tujuan

Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha dari keripik singkong “Creaby”.


                                                                                                                                                   II.            TARGET PASAR

Target pasar/konsumen

Rata-rata penggemar berat makanan pedas adalah kalangan remaja atau anak muda. Ini menjadikan sebagai target pasar yang sangat potensial, dengan cara menawarkan beberapa level rasa pedas untuk memenuhi permintaan para konsumen. Di samping itu, kami juga menyediakan varian rasa yang lain selain pedas level, seperti keripik singkong keju, keripik singkong original, keripik singkong nano – nano, keripik singkong balado, keripik singkong rasa rumupt laut, keripik singkong jaung manis, dan berbagai rasa lainnya, yang tentunya sangat renyah dan sedap untuk dijadikan sebagai makanan ringan atau cemilan.
                                                                                                                                             III.            MARKETING MIX

Setelah menentukan target pasar atau positioning produk di pasaran, maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah marketing mix. Marketing mix dalam hal ini seperti Strategi Penentuan Harga, Produk/Merek, Promosi, dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada, sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi untuk keripik yang diproduksi.
1.    penentuan harga
Untuk Keripik Singkong “Creaby” sendiri dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah, terutama untuk para remaja, maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive, untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung, sehingga untuk menentukan harga keripik singkong sudah dipertimbangkan supaya terjangkau oleh semua kalangan.
2.    Penentuan produk/merk
Penentuan Merek produk dilakukan dengan memilih nama produk berdasarkan nama generic dari Produk tersebut, umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Begitu puni, nama CREABY sendiri sudah familiar di tengah masyakat luas, sehingga kami maksudkan supaya produk kami juga ikut cepat familiar di tengah kehidupan masyarakat. Label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut.
3.    Promosi
Untuk Produk Keripik Singkong CREABY, Media Promosi yang pertama yang paling adalah membranding logo dan melakukan Promosi langsung ke konsumen, dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa dan produk dari keripik singkong creaby dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Dalam melakukan Promosi selanjutnya ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari membuat iklan dengan pamphlet – pamphlet, spanduk, sampai pada mempromosikannya melalui dunia maya,khususnya situs-situs sosial.
4.    Distribusi/tempat penjualan
Untuk tujuan sebagai tempat penjualan produk keripik singokong creaby ini adalah di semua pasar yang menjual makanan. Baik itu super market, pasar tradisional, toko, warung, maupun distributor yang menjualnya langsung pada konsumen. Karena dengan cara demikian, maka keripik singkong yang diproduksi kami terdapat di berbagai sudut tempat yang sering dikunjungi oleh konsumen, sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan membeli keripik singkong creaby. selain itu, penjualan yang didasarkan pada banyaknya remaja juga sangat kami pertimbangkan dalam memilih tempat penjualan yang menjadi target kami.


                                                                                                                 IV.            PERENCANAAN PERMODALAN

a.    Sumber-sumber permodalan
Sumber modal awal dari modal sendiri untuk investasi perusahaan keripik singkong creaby.
b.   Analisis ekonomi
Ø  Produksi skala rumah tangga
Ø  Dibantu oleh 2 orang tenaga kerja

Modal awal
Mesin pengiris singkong (Slicer)                               Rp 4.500.000
Mesin pengemas (Sealer)                                        
  Rp    500.000
Peralatan menggoreng (wajan dan alat penirisnya)   Rp  
 300.000
Kompor gas dan tabung 3 kg                                  
  Rp    300.000
Total                                                                    
      Rp 5.600.000

Peralatan mengalami penyusutan dengan rincian sebagai berikut :
- Mesin slicer : 1/60 x Rp 4.500.000,00                  Rp  75.000,00/bln
- Mesin sealer : 1/36 x Rp 500.000,00                  
  Rp  13.900,00/bln
- Penggorengan : 1/36 x Rp 300.000,00                  Rp    8.400,00/bln
- Kompor gas : 1/36 x Rp 300.000,00                  
  Rp    8.400,00/bln+
Total                                                               
         Rp.105.700,00/bln

Biaya operasional per bulan
Belanja bahan baku per hari :
- Singkong (Rp 1.500,00/kg x 50 kg)                     Rp   75.000,00
- Minyak goreng (Rp 13.000,00/kg x 20 kg)          Rp 260.000,00
- Cabe                                                               
       Rp 250.000,00 +
Total                                                                  
     Rp 585.000,00

Biaya belanja per bulan :
Rp 585.000,00 x 30 hari                                        Rp 17.550.000,00
Plastik kemasan                                                     Rp   1.500.000,00
Gas 3 kg (Rp 17.500,00 x 15 tabung)                    Rp      262.500,00
Gaji pegawai (2 orang x Rp 800.000,00)              
Rp   1.600.000,00
Biaya transportasi                                                 
  Rp   1.000.000,00
Biaya penyusutan peralatan                                    Rp      105.700,00+
Total                                                                  
     Rp 22.018.200,00

Omset penjualan per bulan
Rata-rata penjualan produk Rp 1.000.000,00/hari :
Perbulan         : Rp 1.000.000,00 x 30 hari = Rp 30.000.000,00

Laba bersih per bulan
Rp 30.000.000,00 - Rp 22.018.200,00           Rp 7.981.800,00








                                                                                                                                                 V.            UJI PEMASARAN

1.    Strategi penjualan
Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi, pemasaran, dan tempat Penjualan. Strategi pemasaran yang kami lakukan yaitu :
  • Membranding produk atau memperkenalkan produk kripik singkong yang kami produksi sebagai salah satu keripik singkong dengan cita rasa yang super ekstra pedas, juga dilengkapi berbagai varian rasa lainnya yang tak kalah sedap di lidah konsumen. Dengan strategi ini, diharapkan bisa menimbulkan rasa penasaran bagi para konsumen, hingga pada akhirnya mereka mulai percaya untuk mencoba keripik singkong yang kami produksi.
  • Untuk memperluas jangkauan pasar, kami membuka sistem keagenan baik- secara offline maupun online bagi para distributor makanan yang tertarik memasarkan produk keripik singkong kami. Dengan begitu tidak dibutuhkan tambahan biaya promosi, kami mendapatkan bantuan dari para agen untuk meningkatkan omset penjualan setiap bulannya.
  • Strategi promosi lainnya yang juga kami jalankan yaitu dengan cara mengikuti berbagai pameran Usaha Kecil Menengah (UKM) yang sering diadakan di daerah kami maupun di luar kota. Melalui pameran, kami bisa mengenalkan produk keripik singkong pedas kepada khalayak ramai, dan membuka peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usaha tersebut.
2.    Studi hasil penjualan

Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal maka hendaknya kami harus memasang target penjualan. Target penjualan ini bisa ditentukan tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan produk keripik singkong “creaby” baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Presentase, misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka dianggap gagal. Namun demikian pada tahap pertama ini kami tidak memasang target optimis mengingat produk kripik singkong creaby masih relatif baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.

                                                                                                                                                                VI.            RESIKO

1)   Analisis kelemahan usaha ( analisis SWOT )
·           Strength (kekuatan)      
1.      Berpengalaman dalam kualitas rasa, disiplin kerja, kreatif dan inovatif
  1. Dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
  2. Memiliki produk keripik singkong yang berkualitas dengan rasa yang khas yang sangat cocok di lidah konsumen.
·           Weaknes (kelemahan)
Semakin sulit mendapatkan sumber bahan baku singkong yang berkualitas.

·           Oportunity (Peluang)
  1. Dengan tetap menjaga mutu dan kualitas produk keripik singkong “creaby”, kami yakin kami dapat bersaing walaupun harus bersaing dengan perusahaan atau industry lain yang skalanya lebih tinggi.
  2. Saat ini dengan banyaknya penggemar keripik singkong terutama yang memiliki rasa khas dengan berbagai varian rasa yang unik, kami yakin perusahaan kami akan cepat maju untuk masa mendatang.
  3. Keripik singkong merupakan penganan yang paling diminati oleh konsumen dan paling laku di pasaran.
·           Treaty (ancaman)
Banyaknya dan munculnya Perusahaan - perusahaan baru yang sejenis yang berusaha menyaingi perusahaan kami, dengan keunikan dan kekhasan perusahaan mereka sendiri.

2)        Gambaran tentang kendala usaha masa kini
Kendala usaha yang kami temui dalam produksi keripik singkong pedas adalah sulitnya mendapatkan persediaan bahan baku singkong dan cabe yang benar-benar berkualitas bagus. Persediaannya yang kurang stabil membuat harga bahan baku tersebut cenderung naik turun, sehingga kami harus pintar-pintar menyiasatinya tanpa harus menaikan harga jual produk ke pasaran.
Selain itu, kendala yang lainnya yaitu adanya persaingan pasar yang cukup ketat. Sekarang ini jumlah produsen keripik singkong pedas sudah cukup banyak di pasaran, sehingga kami dituntut untuk menghasilkan cita rasa yang lezat dan melengkapinya dengan kemasan yang bisa menarik perhatian konsumen. Namun, untuk hal itu, kami sudah menemukan solusi yang tepat, mulai dari cita rasa yang menggugah lidah konsumen, hingga kemasan yang apik dan unik sudah kami siapkan sebagai strategi pemasaran kami.


                                                                                                                                                          VII.            PENUTUP

Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus, kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah-setengah,dan dikerjakan sambil lalu meski pun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri, dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal-awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan di awal maka yang terjadi adalah efek Berantai di mana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaan tersedot habis. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang Dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.


Kamis, 20 Februari 2014



GOTONG-ROYONG DAN TANGGUNG JAWAB

Sudah banyak sekali sorotan yang membahas tentang gotong-royong. Dari semua itu terdapat opini umum bahwa gotong –royong adalah warisan tradisional yang turut mewarnai corak masyarakat kita. Sikap hidup dan mentalitas masyarakat kita banyak sedikitnya dipepengaruhi oleh jiwa gotong-royong. Tetapi karena gotong-royong itu warisan, maka pola-pola sikap dan pemikiran yang ada masih bisa merupakan lanjutan dari yang dulu.Dalam perkembangannya dapat pula terjadi pergeseran nilai-nilai atau kaburnya nilai-nilai yang seharusnya terkandung di dalamnya.Gotong-royong seperti yang di peraktekan sekarang memiliki banyak kelemahan, kalo mau disejajarkan dengan ritme perkembangan dewasa ini.Banyak aspek yang tidak sesuai dengan hukum-hukum perkembangan modern yang dijalankan dengan perhitungan yang tel;iti dan bijaksana.Kritik atas gotong-royong terutama berkisar pada “corak statisnya dan bahwa semangat gotong-royong sukar mengijinkan timbulnya energi perseorangan si atas ukuran umum”.

Tentu benar ada pendapat ahli yang mengatakan bahwa mentalitas yang berdasarkan jiwa gotong-royong selain dapat membantu, bisa juga menghambat lancarnya pembangunan. Karena itu, bagaimanapun juga gotong-royong tidak bisa diterapkan begitu saja dalam usaha pembangunan sekarang.Ia harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Memang ini tidak mudah, tapi perlahan-lahan harus diwujudkan. Jika tidak, ia hanya merupakan kedok, basa-basi dalam pembicaraan atau merupakan air keruh, di mana segelintir orang mencari keuntungan dari padanya. Kita harus berhati-hati memanfaatkan semangat gotong-royong demi suksesnya pembangunan. Bukan penting menumpukan manusia dalam usaha pembangunan, tetapi lebih penting kesadaran pribadi masing-masing kita untuk apa kita bekerja bersama-sama.